Daftar isi / Menu
Daftar isi / Menu
kisah ketika kutemukan kedamaian
- Get link
- X
- Other Apps
Namanya Nina, terlahir sebagai muslimah. Ayahnya
melafalkan adzan ketika Nina lahir. Namun, perjalanan keimananya sungguh
tidak mudah. Nina tidak dibesarkan dilingkungan masyarakat yang islami.
Lingkungannya memang perulal/campur. Ada yang beragama keristen, katolik, buddah, hindu, bahkan konghucu. Diusia lima belas tahun Nina memiliki teman akrab seorang nasrani.
Lingkungannya memang perulal/campur. Ada yang beragama keristen, katolik, buddah, hindu, bahkan konghucu. Diusia lima belas tahun Nina memiliki teman akrab seorang nasrani.
Dilingkunganya
tidak ada kegiatan taman pendidikan Al-Qur’an. Namun ibunya mengajari membaca ayat-ayat
suci Al-Qur’an, mengenalkan islam kepada Nina, mengajari shalat lima
waktu, dan mengajarkan berpuasa.
Sayangnya Nina
tumbuh besar menjadi gadis yang asal-asalan dalam beribadah. Kadang sehari
penuh bisa shalat lima waktu, kadang hanya magrib saja, kadang hanya subuh
saja, atau tidak sama sekali. Ibunya sebenarnya cukup ketat dan galak dalam
urusan ibadah. Tetapi saat ibunya tidak ada dirumah atau tidak meliatnya, shalat
pun dilalaikan Nina.
Takut kepada Allah
menjadi nomer sekian bagi Nina, seolah –olah ibadah hanya karna ibu semata. Bukan
karena Allah. Perilaku yang jauh lebih baik itu pun didukung dengan kondisi
tubuhnya yang menolak jika mengenkan pakaian tertutup. Meskipun ibunya telah
menyarankan berkali-kali, tetapi setiap Nina mengenakan pakaian
tertutup, perasaan rasa gatal selalu menyerangnya.
Memang aneh,
tetapi ketika ibunya memeriksakan Nina ke dokter, kata dokter itu tidak
aneh. Memang, pertumbuhan hormon ketika remaja kadang membuat tubuh tidak bisa
tertutup penuh. Tubuh seseorang kadang membutuhkan udara bebas.
Alasan itulah yang
kemudian membuat ibunya tidak memaksanya memakai pakaian tertutup dan berhijab, kondisi yang tidak normal, ini berlangsung hingga SMA. Kata dokter
kondisi itu bisa berubah sesuai kematangan hormon dalam tubuhnya.
Ketika usia
delapan belas tahun, kemudian terbersit pikirannya untuk mengenakan pakaian
tertutup dan berhijab. Sahabat karibnya yang meminta Nina untuk
menyegerakan berhijab.
“kamu engga coba
mengenakan pakaina tertutup.” ? tanya sahabatnya satu kali.
“belum ah, aku
masih takut rasa gatal itu menyerang lagi.” Jawab Nina mengelak.
“tapi sebaiknya
dicoba dulu aja, kamu sudah hampir 18 tahun loh,” kata sahabatnya.
Sekali, dua kali,
tiga kali, sampai berkali-kali ia terus mengingatkanya tentang pentingnya
menutup aurat. Lama-lama hati Nina terketuk untuk mencobanya lagi.
Hampir setiap hari
Nina memikirkan tentang keinginanya menutup aurat. Namun, mengenakan
pakaian tertutup bukan hanya soal apakah tubuhnya menerima atau tidak, tapi ada
pemikiran lain yang mengganggunya, hatinya sungguh mengiyakan, tapi tidak
dengan otaknya yang memikirkan banyak hal itu. Nina berpikir bagaimana
penerimaan orang-orang, bagaimana nanti dengan pergaulan tidak sesuai pakaian
yang dikenakanya dan lain sebagainya, pikir Nina.
Semakin sering Nina
bertemu dengan orang-orang yang mengenakan pakaian tertutup dan mendengar
ceramah tentang hijab itu sendiri secara tidak sengaja. Entah bagaimana, seperti
kebetulan yang sudah direncanakan Allah.
Awal kuliah Nina,
mulai memakai pakaian yang lebih tertutup, walaupun belum tertutup semuahnya.
Alhamdulillah tubuhnya sudah terbiasa. Nina tidak merasa gatal-gatal
lagi yang biasa menyerang seluruh tubuhnya. Nina mulai menyempurnakan
ibadah dan mulai mempelajari Agama lebih dalam lagi.
Akhirnya Nina
mulai memantapkan hati dan mengutarakan keinginanyan kepada ibunya.
“ibu, bagaimana
kalau aku berhijab.?” Tanya Nina kepada sang ibu.
“bagaimana dengan
kulitmu nak.?” Ibunya balik bertanya
“aku sudah mencoba
dan alhamdulillah tidak merasakan gatal lagi.?” Jawab Nina.
“bagaiman dengan
pikiranmu.?” Tanya ibunya lagi. “kalau kamu sudah berhijab jangan sampai
dilepas lagi. Karna kalau kamu lepas hijabmu itu konyol, dan sebaiknya mantapkan
dulu niatmu karna Allah, baru melakukanya untuk berhijab.”
Setelah benar-benar
memantapkan niat berhijabnya karna Allah, akhirnya hari itu datang juga. Di tahun
kedua kuliah, Nina sudah mulai berhijab dari ujung rambut sampai ujung
kaki sebagaimana di wajibkan atas kaum muslimah.
Saat Nina
mengenakan hijab itu, Nina merasakn kedamaian. Nina juga
merasakan terlindungi. Nina jadi merasa lebih dihargai sebagai seorang
perempuan, karena laki-laki lbih sungkan jika ingin menggodanya.
Di lingkungan
kampus pun, hanya segelintir orang yang berhijab dan mayoritas non-muslim
banyak yang tidak percaya bawasannya Nina berhijab dilingkungan yang
jauh dari nuansa islami. Tapi Nina sudah yakin dengan keputusanya.
Nina ingin selalu merasakan kedamaian, karena
merasa dekat dengan Allah. Nina ingin mematuhi semua perintah Agama dan
berusaha terus mengenal Agama islam lebih jauh. Nina juga ingin
memperbaiki diri yang masih jau dari kata sempurna ini.
Jika kembali ke masa-masa
itu, Nina hanya bisa tersenyum dan bersyukur, kasih sayang Allah untuk
umatnya tidak akan pernah habis. Meskipun kadang tidak mengingatnya, tapi Allah
selalu mengingatkan dan memberikan yang terbaik. Alhamdulillah. Nina yakin
benar, semua ini tidak datang tiba-tiba. Allah yang sudah merencanakan hal itu terjadi
dengan cantik dan indah, perubahan yang tepat pada waktunya.
http://www.voa-islam.com |
- Get link
- X
- Other Apps
Menu
Baca Juga Artikel
contoh surat undangan haul pesantren
PONPES MIFTAHUL HUDA Kp.Rengkod Rt. 015 Rw. 07 Kec. Jayanti Kab.Tangerang Tangerang, 14 Januari 2018 Nomor : 01/Miftahul Huda/MH01/I/2018 Lamp : - Perihal : Undangan Haul Ayahanda H. Jasi’an Bin Rasem , Beserta Haul Sykah Abdul Qodir Jaelani Kepada Yth. Bpk Tokoh Masyarakat, ................................. Di Tempat. Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepada kita, sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan sehari-hari. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rosulullah SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap Istiqomah dijalanNya. Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Haul Ayahanda H. Jasi’an Bin Rasem, Beserta Haul Sykah Abdul Qodir Jaelani Di PonPes Miftahul Huda Kp.Rengkod, kami selaku Keluarga mengundang kehadiran Bapak/Sdra dalam Acara Haul Ayahanda H. Jasi’an Bin Rasem, Beserta Haul Syka...
Comments
Post a Comment