kisah muslimah mahkotaku yang hilang




   Perjalanan hidup kadang teragis, namun manusia bisa mengambil hikmah didalamnya, ya sebut saja namanya Bunga, seorang muslimah yang akan memberi motivasi kepada muslimah lainnya,

  Waktu itu Bunga masih berusia 19 tahun setelah lulus SMA, tidak melanjutkan kuliah dan memilih kerja, semasa sekolahnya Bunga memiliki teman sepesial, sebut saja namannya Bangke. Mereka berpacaran dan menjalani hubungan yang sangat lama bertahun-tahun dilewati dengan setatus berpacaran dengannya.

  Di matanya, Bangke sosok lelaki yang ideal dan pilihannya, berasal dari keluarga yang paham agama, ya” bisa disebut keluarga yang baik-baik. Dan Bunga bersyukur keluarga Bangke bisa menerimanya dengan baik-baik. Setelah bertahun-tahun menjalani hubungan asmara, tiba pada saat masa dimana setan berbisik menggoda iman mereka, dari yang awalnya berpegangan tangan dan selanjutnya berciuman, godaan setan tu sangat besar, sehingga keimanan merekan bagai ditelan ombak dihempas karang, akhirnya perzinahan pun tidak dapat dihindari oleh mereka, mereka tidur bersama walaupun belum menikah.

   Beberapa waktu kemudian, Bangke memintanya untuk melakukan lagi, atas dasar cinta dan rayuannya Bunga tidak bisa menolak. Maka terulang kembali hal yang sangat dibenci Allah itu. Bukan ketenangan hati yang dirasakan saat janji manis ingin menikahi terus dilontarkan, tetapi, saat itu usia Bangke masih belum siap menikah. Akhirnya hidup Bunga seperti ombak terhempas karang bagaikan buih.

  Bunga mulai mengingat Allah, mengingat akan dosa semua yang pernah dilakukan bersama Bangke, ia pun ingin mengajak Bangke kembali kejalan Allah. Tetapi penolakan demi penolakan selalu didapatkannya. Bangke belum dibuka pintu hatinya untuk kembali kepada Allah. Sampai tiba masanya Bunga semakin terpuruk dalam kesendirian.
  
  Tak lama setelah itu, Bunga berkenalan dengan seorang lelaki yang cukup dewasa, perkenalan dengan Mas Sendi itu terjadi dengan tidak sengaja, perkenalan singkat itu membawa pertemuan-pertemuan selanjutnya. Dan Mas Sendi menyatakan ingin hidup bersama Bunga.
  
  Bunga tahu, Mas Sendi agamanya cukup kuat, melihat pembicaraan-pembicaraan yang mereka lakukan dalam setiap pertemuan. Akhirnya tumbuh keyakinan dalam diri Bunga bahwa dia bisa membimbingnya dalam jalan hijrah, Bunga yakin dia dapat menjadikannya wanita yang lebih baik.

  Namun, Bunga khawatir dia akan berpaling setelah mengetahui masa silamnya yang kelam. Tetapi jika tidak dikatakan dari awal, dimasa depan akan menjadi masalah, akhirnya Bunga memberanikan diri untuk menceritakan masa lalunya yang dipenuhi dosa yang kelam itu.

“Aku bukanlah wanita baik-baik,” kata Bunga mulai bercerita, “Aku telah melakukan perzinahan yang tidak akan diampuni oleh Allah.”

“Allah maha pengampun hanya Syirik dosa yang tidak diampuninya.” Kata Mas Sendi dengan lembut.

“Tapi aku telah berkali-kali melakukannya, aku merasa diriku ini menjijikan sekali, penuh noda dosa yang begitu besar. Masa depan ku suram, suram sekali.” Kata Bunga.

“Tidak ada manusia yang sempurna,” kata Mas Sendi masa lalu boleh kelam, asal kamu berusahan menjadi lebih baik, maka tidak ada masa depan suram itu.”

  Mendengar jawaban Mas Sendi itu Bunga merasa sangat beruntung telah menemukan lelaki yang baik, ya begitulah, telah datang untuknya seorang lelaki saleh yang mau menerimanya dengan segala kekurangannya.

 Bunga seperti terlahir kembali. Menjalani hari-harinya dengan penuh keyakinan, bahwa masa depan akan menjadi baik jika hidup bersama Mas Sendi. Tetapi kabar sedih datang pada Bunga tidak lama kemudian. Orang tua Mas Sendi meragukan Bunga yang memang sudah ternoda. Hubungan Bunga dan Mas Sendi tidak mereka restui.

 Bunga menangis dalam sujudnya. Mengaduh kesakitan ketika harapan menjadi pupus dalam kenyataan. Hatinya terasa hacur lebur. Belum lagi perasaan rasa malu karena diketahui oleh banyak orang bahwa dirinya telah kehilangan mahkotanya. Penyesalan bahkan tidak ada guna, air mata telah keluar dan menetes di pipi.

  Semua sudah terjadi. Dan kenyataan pait yang pernah dialami akan ditanggung sendiri dalam seumur hidupnya. Maka dengan penuh keyakinan prjalanan hijrah yang direncanak oleh Bunga tetap dilakukanya, berasama Mas Sendi atau tidak, itu bukan soal. Hal terpenting yang dilakukannya menjadi wanita yang lebih baik agar masa depan akhiratnya bahagia.

 Bunga tidak perlu lagi meratap nasib, tidak perlu mencoba untuk tegar, tetapi memang harus tegar, tetap masa depan penuh harapan, dan yakinlah Allah pasti akan membukakan jalan.    




https://www.youtube.com/watch?v=yOrSqrE45x0

Comments

Menu

Baca Juga Artikel

contoh surat undangan haul pesantren